Pelayanan
farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengkajian resep merupakan salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan pengkajian resep meliputi screening administrasi, kesesuaian
farmasetik, dan pertimbangan klinik. Adapun pengkajian resep dalam kasus 3
sebagai berikut:
Resep kasus 3
A. Pengkajian Resep
1.
Pengkajian Administratif
No.
|
Uraian
|
Pada resep
|
|
Inscription
|
|||
1
|
Nama dokter
|
Ada
(Dr.
Spong, SpPD)
|
|
2
|
SIP dokter
|
Ada
(SIP. NO. 123456)
|
|
3
|
Alamat dokter
|
Ada
(Jln. Sayur No 4
Bandung)
|
|
4
|
Nomor telepon
|
Ada
022-345678
|
|
5
|
Tempat dan tanggal penulisan resep
|
Ada
(Bandung, 14 Oktober
2012)
|
|
Invocatio
|
|||
6
|
Tanda resep
diawal penulisan resep (R/)
|
Ada
|
|
Prescriptio/Ordonatio
|
|||
7
|
Nama Obat
|
Ada
(Amlodipin,
Methylcobal, dan Diazepam)
|
|
8
|
Kekuatan obat
|
Ada
(Amlodipin 5 mg,
Methylcobal 500 mcg, Diazepam 5 mg)
|
|
9
|
Jumlah obat
|
Ada
(Amlodipin = 14, Methylcobal
= 14, Diazepam = 5)
|
|
Signatura
|
|||
10
|
Nama Pasien
|
Ada
(Tn Patrick)
|
|
11
|
Jenis Kelamin
|
Ada
(laki-laki)
|
|
12
|
Umur Pasien
|
Tidak Ada
|
|
13
|
Berat Badan
|
Tidak Ada
|
|
14
|
Alamat Pasien
|
Ada
(Jln. Sate No 1
Bandung)
|
|
15
|
Aturan Pakai Obat
|
Ada
Amlodipin : 1 kali sehari
Methylcobal : 2 kali sehari
Diazepam : 1 kali sehari sesaat sebelum tidur
|
|
16
|
Iter/Tanda Lain
|
Tidak Ada
|
|
Subscriptio
|
|||
17
|
Tanda Tangan/Paraf Dokter
|
Tidak Ada
|
|
2. Kajian
Farmasetik
3.
Kajian Klinik
a.
Amlodipin
Indikasi
|
:
|
Pengobatan
hipertensi, angina pektoris stabil kronik, angina vasospastik (Angina prinzmetal atau
angina varian)
|
|
Dosis
|
:
|
Awal:
sehari 1 kali 5 mg : maks sehari 2 kali 10 mg;
Pasien
lansia atau pasien dengan gangguan fungsi hati berat sehari 1 kali 2,5 mg;
Angina
stabil kronik, angina vasoplastik sehari
satu kali 5-10 mg.
|
|
Aturan pakai dan lama
pemberian
|
:
|
Awal: 1 kali
1 tablet sehari : maks 2 kali 1 tablet sehari;
Pasien
lansia atau pasien dengan gangguan fungsi hati berat satu kali setengah
tablet sehari;
Angina
stabil kronik, angina vasoplastik 1-2 kali satu tablet sehari.
|
|
Perhatian
|
:
|
Gangguan
fungsi hati, hamil, menyusui, lansia, anak-anak
|
|
Reaksi obat merugikan (efek
samping)
|
:
|
10%
mengalami edema dan edema pulmonary;
1-10%
mengalami sakit kepala, kelelahan, pilitasi, pusing, mual, kemerah-merahan,
nyeri abdomal, somnolance, gangguan seksual pria, kantuk, priuritus, ruam
kulit, kram otot, lemah otot;
Laporan postmarketing
terjadi gangguan
ekstrapiramidal
|
|
Kontraindikasi
|
:
|
Hipersensitif
terhadap amlodipine atau syok kardiogenik, stenosis aorta berat, angina
pectoris tidak stabil, infark miokard akut, gipotensi berat, gangguan hati
berat. Kontaindikasi dengan dantrolene yang dapat meningkatkan toksisitas
satu sama lain.
|
|
Interaksi obat
|
:
|
Interaksi serius terjadi
pada pemberian diltiazem, idelalisib,
ivacaftor, nefazodone, pirfenidone, simvastatin, dll
|
|
Mekanisme kerja
|
:
|
Menghambat transmembran masuknya ion
kalsium ekstraseluler melintasi membran sel miokard dan sel otot polos
pembuluh darah tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum; penghambatan
konsentrasi kardiak dan sel otot polospembuluh darah ini, dengan cara
mendilatasi saluran pembuluh darah dan arteri sistemik.
|
(ISO Vol. 45, 2011; Medscape,
2015)
b.
Methycobal® (Mecobalamin)
Indikasi
|
:
|
Defisiensi vitamin B12,
Neuropati perifer, anemia pernisiosa
|
Dosis
|
:
|
Dewasa: 500-1500 mcg
|
Aturan pakai dan lama pemberian
|
:
|
Sehari 3 kali 1 kapsul
|
Perhatian
|
:
|
Hentikan pemberian jika
tidak ada respon sesudah pemberian oral selama beberapa bulan, bayi baru
lahir, bayi prematur, bayi dan anak
|
Reaksi obat merugikan (efek
samping)
|
:
|
Mual, diare, ruam kulit, anoreksia,
sakit kepala, berkeringat, demam
|
Kontraindikasi
|
:
|
Hipersensitifitas terhadap
mecobalamin
|
Interaksi obat
|
:
|
Neomisin, asam
aminosalisilat, antagonis histamin H2, omeprazol, kolsikin, kontrasepsi oral,
kloramfenikol
|
Mekanisme kerja
|
:
|
Sebagai koenzim pada
sintesis asam nukleat, bekerja bersama asam folat dalam beberapa siklus
metabolik
|
(ISO Vol.
45, 2011; Martindale 36th ed, 2009).
c.
Diazepam
Indikasi
|
:
|
Gangguan ansietas/agitasi,
epilepsi, kejang otot rangka, ketagihan alkohol
|
Dosis
|
:
|
Dewasa
Gangguan ansietas dan
epilepsi: 2 – 10 mg, dosis maksimal: 30 mg
Ketagihan alkohol: 10 mg
pada 24 jam pertama, kemudian dosis diturunkan menjadi 5 mg
Kejang otot rangka: 2-10 mg
|
Aturan pakai dan lama
pemberian
|
:
|
Gangguan ansietas dan
epilepsi: Dapat diulang 2-4 kali sehari jika perlu
Ketagihan alkohol: setiap
1-2 jam hingga pasien tenang
Kejang otot rangka: 3-4 kali
sehari
|
Perhatian
|
:
|
Penggunaan bersamaan
antikonvulsi lainnya, Penggunaan pada wanita hamil
|
Reaksi obat merugikan (efek
samping)
|
:
|
1-10% Ataksia, euforia, ketiadaan koordinasi, somnolance
Jarang terjadi: hipotensi, kelelahan, lemah otot, depresi pernafasan, retensi urin, depresi, tidak bertarak, penglihatan kabur, dysarthria, sakit kelapa, ruam, perubahan dalam salivasi
Serius: neutropenia, jaundice, efek lokal: nyeri, bengkak, thrombophlebilitis, sindrom pergelangan, nekrosis jaringan; radang urat darah bila terlalu sering penggunaan IV
Laporan postmarketing: luka-luka, beracunn dan komplikasi prosedural: jatuh dan patah; meningkatkan resiko dengen beberapa penggunaan menyebabkan seringnya mengantuk (termasuk alkohol).
|
Kontraindikasi
|
:
|
Hipersensitif terhadap
diazepam, indufisiensi hepatik, insufisiensi pernapasan
|
Interaksi obat
|
:
|
Interaksi
serius terjadi pada pemberian carbamazepin, simetidin, klaritomisin,
eritromisin dasar, eritromisin etilsucinat, eritromisin laktobionat,
eritromisin stearat, idelalisib, itrakonazol, ketokonazol, nefazol,
rifabutin, rifampin, St John wort, valerian.
|
Mekanisme kerja
|
:
|
Menghambat kerja dari
reseptor GABA
|
(Drugs.com,
2015 dan Medscape, 2015).
d.
Tidak ada duplikasi pada resep ini
e.
Tidak ada interaksi obat yang ditemukan antara amlodipin, diazepam, dan
methycobal.
2.
Perhitungan dosis
Pasien merupakan pasien dewasa, dosis yang diberikan dokter sesuai dosis
lazim dan tidak melebihi dosis maksimalnya.
Obat
|
Dosis menurut literatur
|
Dosis dalam
resep
|
Keterangan
|
Amlodipin
|
Maksimal
1 kali 5 mg
Sehari 10 mg
|
Sehari satu kali satu tablet
1 kali = 5 mg
1 hari = 1 x 5 mg = 5 mg
|
Sesuai
|
Methylcobal
|
500-100 mcg
Maksimal sehari 1500 mcg
|
Sehari dua kali satu tablet
1 kali = 500 mcg
1 hari = 2 x 500 mcg = 1000 mcg
|
Sesuai
|
Diazepam
|
2-10 mg 1 kali
Maksimal sehari 30 mg
|
Sehari satu kali satu tablet sesaat sebelum tidur
1 kali = 5 mg
1 hari = 1 x 5 mg = 5 mg
|
Sesuai
|
3.
Analisis Indikasi dan Drug Related Problem dalam Resep
Obat
|
Indikasi menurut literatur
|
Analisa indikasi dalam resep
|
Keterangan
|
Amlodipin 5 mg
|
Hipertensi, angina.
|
Hipertensi dan atau angina.
|
Sesuai
|
Methylcobal 500 mcg
|
Neuropati perifer, defisiensi vit B12.
|
Defisiensi vitamin B12.
|
Sesuai
|
Diazepam 5 mg
|
Ansietas, agitasi, epilepsi, dan sedatif.
|
Ansietas, gangguan tidur.
|
Sesuai
|
Problem
|
Paparan
Problem
|
Rekomendasi
|
Indikasi
tidak terobati
|
Tidak
ditemukan
|
Tidak ada
indikasi yang tidak tertangani
|
Pemilihan
obat tidak sesuai
|
Tidak
ditemukan
|
Pemilihan obat sudah sesuai
|
Gagal
menerima pengobatan
|
Tidak ditemukan
|
Tidak ada kegagalan dalam
menerima pengobatan
|
Over dosis
|
Tidak
ditemukan
|
Dosis yang
diberikan sudah sesuai
|
Dosis
subterapetik
|
Tidak ditemukan
|
Tidak ada
|
Reaksi obat
merugikan
|
Tidak
ditemukan
|
Tidak ada
reaksi obat merugikan
|
Interaksi
obat
|
Tidak ditemukan
|
Tidak ada
|
Pengobatan tanpa
indikasi
|
Tidak
Ditemukan
|
Pengobatan
yang diterima telah sesuai dengan indikasi dan beberapa telah dihentikan
karena indikasi yang tak lagi muncul
|
B. Perhitungan Harga Obat
Nama Obat
|
Harga Satuan Terkecil
|
HJA = HNA x ppn 10% x
margin 25%
|
Haga Resep = (HJA x
jumlah bahan) + tuslah
|
Harga Resep
|
HJA = HNA x 1.1 x 1.25
|
||||
Amlodipin
|
Rp
1.296
|
Rp
1.782
|
Rp
25.948
|
Rp
25.950
|
Methycobal
|
Rp
3.800
|
Rp
5.225
|
Rp
74.150
|
Rp
74.150
|
Diazepam
|
Rp
64,8
|
Rp
89,1
|
Rp
1.445
|
Rp
1.450
|
TOTAL
|
Rp
101.550
|
C. Penyiapan Obat dan
Penyerahan Obat
Menurut Permenkes No 35 tahun
2014 tentang pelayanan kefarmasian di Apotek, proses penyiapan obat merupakan
proses menyiapkan obat sesuai dengan pemintaan resep, adapun kegiatan yang
dilakukan diantaranya:
1.
Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
2.
Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan
nama obat, tanggal kadaluwarsa, dan keadaan fisik obat.
Tahap penyiapan obat untuk resep diatas sebagai berikut:
1. Penyiapan obat
a. Dihitung dan diambil tablet
amlodipin 5 mg dari kotak tablet amlodipin sebanyak 14 tablet. Masukkan kedalam
baki penyediaan resep.
b. Dihitung dan diambil kapsul
methylcobal 500 dari kotak kapsul methylcobal sebanyak 14 tablet. Masukkan
kedalam baki penyediaan resep.
c. Dihitung dan diambil tablet
diazepam 5 mg dari kotak tablet diazepam sebanyak 14 tablet. Masukkan kedalam
baki penyediaan resep.
2.
Peracikan
Dalam resep ini tidak diperlukan proses peracikan obat.
3.
Pelabelan Etiket
Menurut Permenkes no 35 tahun 2014 tentang pelayanan
kefarmasian di Apotek, pemberian etiket sekurang kurangnya meliputi:
- Warna putih untuk obat dalam/oral
- Warna biru untuk obat luar/suntik
- Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk
suspensi atau emulsi.
Untuk resep diatas maka dibuat
etiket sebagai berikut
Apotek
Tepi Langit
Jl.
Jatinangor no. 1 Telp : 022-7302269
Apoteker :
Aprililianti, S.Farm, Apt.
SIPA :
120/per/XIV/2014
|
No Resep :
01
Jatinangor, 21 Des 2015
Tn Patrick
Amlodipin
5 mg
Diminum
satu tablet sehari, setiap 24 jam, pagi
hari, sesudah atau sebelum makan
SEMOGA LEKAS SEMBUH
|
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
|
Apotek
Tepi Langit
Jl.
Jatinangor no. 1 Telp : 022-7302269
Apoteker :
Aprililianti, S.Farm, Apt.
SIPA :
120/per/XIV/2014
|
No Resep :
01 Jatinangor,
21 Des 2015
Tn Patrick
Methylcobal
500 mcg
Diminum
satu kapsul dua kali sehari, setiap 12 jam, sesudah makan.
SEMOGA LEKAS SEMBUH
|
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
|
Apotek
Tepi Langit
Jl.
Jatinangor no. 1 Telp : 022-7302269
Apoteker :
Aprililianti, S.Farm, Apt.
SIPA :
120/per/XIV/2014
|
No Resep :
01
Jatinangor, 21 Des 2015
Tn Patrick
Diazepam 5
mg
Diminum
satu tablet sehari, setiap 24 jam, sesaat sebelum tidur.
SEMOGA LEKAS SEMBUH
|
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
|
4. Pengemasan Obat
Obat
dimasukkan kedalam plactic clip, diberi etiket,
dan dikemas sebaik mungkin.
D. Penyerahan dan Pemberian Informasi Obat
Sebelum obat diserahkan kepada pasien, apoteker hendaklah
memeriksa kembali kesesuaian penulisan etiket dengan resep dan memeriksa ulang
identitas dan alamat pasien. Selanjutnya,
pada saat penyerahan obat kepada pasien hendaknya diberikan
penjelasan-penjelasan atau informasi yang cukup berkaitan dengan obat yang
diserahkan. Resep ini
terdapat diazepam yang merupakan golongan psikotropika, maka resep tidak dapat
diulang. Pastikan apoteker mencatat pengeluaran psikotropik dalam buku laporan
pengeluaran psikotropik.
Adapun hal-hal yang harus dilakukan saat proses
penyerahan obat adalah:
1.
Pastikan bahwa pasien telah menerima:
- Obat yang benar dan jumlah tepat
- Informasi yang sesuai tentang bagaimana meminum obat tersebut
2.
Pemberian obat kepada pasien meliputi:
- Pemeriksaan resep
- Mengumpulkan obat sesuai resep
- Menghitung jumlah obat
- Mengemas obat dalam wadah yarg sesuai
- Memberikan obat kepada pasien
Pemberian informasi obat yang dapat diberikan kepada
pasien antara lain:
1.
Informasi obat untuk Amlodipin
·
Amlodipin diminum satu kali dalam sehari bisa diminum sebelum atau sesudah
makan yang diindikasikan sebagai obat anti hipertensi atau angina.
·
Efek samping yang mungkin terjadi dari amlodipin adalah kepala terasa
pusing sehingga disarankan untuk tidak mengemudi, mengoperasikan peralatan
berat atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan dan konsentrasi
khususnya bagi orang tua.
·
Bicarakan dengan dokter jika mengalami efek samping yang berkepanjangan dan
menyulitkan pasien seperti merasa lelah dan pusing, jantung berdegup kencang,
merasa mual dan tidak nyaman pada bagian perut serta pergelangan kaki
membengkak.
2.
Informasi obat untuk Methylcobal
·
Methycobal diminum 2 kali sehari setiap 12 jam yang diindikasikan sebagai
obat neurotropik, defisiensi vitamin B12 atau membantu perbaikan fungsi-fungsi
syaraf pasien.
·
Efek samping yang mungkin terjadi adalah ruam kulit, mual muntah, penurunan
nafsu makan dan diare.
3.
Informasi obat untuk Diazepam
·
Diazepam diminum satu kali dalam sehari pada saat akan pergi tidur.
·
Diazepam dapat menyebabkan kantuk, pusing
dan penglihatan kabur sehingga disarankan untuk tidak mengemudi,
mengoperasikan peralatan berat saat mengkonsumsi obat ini.
·
Bicarakan dengan dokter jika mengalami efek samping yang berkepanjangan dan
menyulitkan pasien seperti mengalami perubahan pola pikir dan perilaku, mudah
lupa dan merasa bingung serta bersikap agresif.
D. Konseling
Dari resep pasien kemungkinan pasien menderita penyakit
angina pektoris dan atau hipertensi. Adapun hal-hal yang sebaiknya disampaikan
saat konseling antara lain sebagai berikut:
1.
Sesi pembukaan
-
Apoteker
memperkenalkan diri
“Selamat pagi, saya apoteker
April. Saya disini untuk membantu pengobatan anda agar lebih efektif, aman, dan
ekonomis”
-
Apoteker
menjelaskan tujuan pemberian konseling serta meminta kesediaan waktu pasien
untuk sesi konseling.
“Bapak, bolehkah saya meminta waktu anda sekitar 5-10
menit untuk memberikan konseling tentang pengobatan anda?”
-
Apoteker
menanyakan identitas pasien serta memastikan siapa yang diberi konseling apakah
pasien sendiri atau keluarga pasien dan apakah pasien lama atau baru.
-
Apoteker menyiapkan PMR.
2.
Sesi diskusi dengan pasien
-
Apabila
pasien baru, tanyakan three prime
questions.
i.
Apa yang disampaikan dokter tentang obat anda?
ii.
Apa yang dijelaskan dokter tentang cara pakai obat anda?
iii.
Apa yang disampaikan dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
anda menerima terapi ini?
-
Apoteker menggali informasi lebih mengenai
kondisi pasien, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, dan adanya alergi.
Kemudian data tersebut dicatat dalam PMR. Tanyakan tentang apa yang dirasakan
pasien serta masalah penggunaan obat yang dihadapi.
3.
Sesi diskusi tentang terapi pasien
Pada
sesi ini apoteker menjelaskan tentang terapi farmakologi dan nonfarmakologi,
adapun hal yang perlu disampaikan kepada pasien sebagai berikut:
-
Nama,
bentuk sediaan, dan dosis obat.
Nama
|
Bentuk sediaan
|
Dosis
|
Amlodipin
Methylcobal 500
Diazepam
|
Tablet
Kapsul
Tablet
|
5 mg à 1 x sehari, pagi hari, tiap 24 jam, sesudah atau
sebelum makan.
500 mcg à 2 x sehari, pagi dan sore hari (jam 6 pagi dan jam 6
sore), sesudah makan.
5 mg à 1 x sehari, sesaat sebelum tidur.
|
-
Indikasi
obat à sesuaian dengan keadaan pasien.
Obat
|
Indikasi
|
Amlodipin
Methylcobal
Diazepam
|
Antihipertensi/angina
Kekurangan vitamin B12, neuropati perifer
Cemas, gangguan tidur.
|
-
Mekanisme
kerja obat à bila pasien cukup paham jelaskan secara
sederhana cara kerja obat.
-
Jadwal
dan cara pemakaian obat à jelaskan frekuensi dan lama pengobatan.
Buat jadwal minum obat pasien (pada etiket), pembagian waktu
minum obat disesuaikan dengan aktivitas pasien. Beritahu pasien apa yang harus
dilakukan bila pasien lupa minum obat serta tindak lanjutnya. Jika pasien lupa minum obat
maka obat jangan diminum dua kali. Cukup lanjutkan sesuai petunjuk.
-
Efek
samping yang sering timbul à gunakan bahasa yang tidak menakuti
pasien, jelaskan secara sederhana mengapa hal tersebut dapat timbul.
Informasikan tanda dan gejala toksisitas dan cara mengatasinya (pada bagian
pemberian infomasi obat).
-
Interaksi
obat à tidak ada interaksi antar obat-obat pasien.
-
Terapi non farmakologi yang dapat pasien lakukan:
1.
Pengaturan
diet rendah natrium, kadar natrium yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya
retensi cairan. Sehingga dengan membatasi asupan natrium diharapkan rentensi
cairan berkurang dan tekanan darah menurun.
2.
Berhenti
merokok dan minum alkohol.
3.
Menurunkan
berat badan.
4.
Membatasi
diet tinggi lemak.
-
Jelaskan
dampak perubahan gaya hidup dapat memberikan efek positif dalam terapi pasien.
4.
Konfirmasi
Pastikan
pasien benar-benar paham mengenai informasi yang kita sampaikan saat konseling.
“Tn Patrick demi keberhasilan terapi anda dan untuk memastikan anda paham
dengan apa yang saya sampaikan saya boleh minta anda mengulang informasi yang
saya sampaikan?
5.
Sesi penutupan
Tutup sesi
konseling dan berikan pasien copy PMR.
“Terimakasih
bapak atas waktunya, semoga informasi yang saya sampaikan dapat bermanfaat dan
diterapkan dengan benar. Semoga tuan petrick lekas sembuh”
6.
Dokumentasi
Dokumentasikan
hasil konseling dalam PMR.
Daftar Pustaka
Ikatan
Apoteker Indonesia. 2011. ISO Volume 45.
Jakarta: ISFI
Sweetman,
Sean C (Editor). 2009. Martindale The
Complete Drug Reference 36th edition. London: Pharmaceutical
Press.
Drugs.com™.
2015. Diazepam. Available at: http://www.drugs.com/pro/ diazepam.html [Diakses 18 Desember 2015].
0 komentar:
Posting Komentar