Going the extra miles: Klasifikasi Reseptor, Reseptor Muskarinik dan Nikotinik, serta beberapa istilah dalam farmakologi

Klasifikasi Reseptor, Reseptor Muskarinik dan Nikotinik, serta beberapa istilah dalam farmakologi



Transduksi signal merupakan pemerosesan sinyal dalam sel yang kemudian sinyal distribusikan. Sinyal akan di amplifikasi oleh sel sehingga cukup untuk menghasilkan respon. (hormone produksinya sedikit sehingga perlu diamplifikasi).  Prinsipnya: Sinyal yang tidak bisa masuk dalam sel akan diterima pada reseptor permukaan yang akan menghasilkan berbagai macam reaksi transduksi sinyal yang akan menghasilkan perubahan berbagai macam protein di dalam sel (mengubah aktifitas enzim, merubah keaktifan factor transkripsi, mengubah struktur dan komposisi protein sitoskeleton) sehingga adanya sinyal bisa mengubah metabolism sel (enzim menjadi lebih aktif, mengubah excotic gen, reseptor ekstraseluler, mengubah bentuk sel, kontraksi, berpindah --> perilaku selberubah).

Berikut klasifikasi reseptor berdasarkan sinyal tranduksi ;

 1.      Reseptor Ligand-Gated Ion Channel / Ion-channel linked receptors
Disebut juga reseptor ionotropik. Reseptor membran yang langsung terhubung oleh suatu kanal ion dan memperantarai aksi sinaptik yg cepat. Cth. Reseptor asetilkolin nikotinik, reseptor GABAa dan reseptor Glutamat.
Ligand (obat) berinteraksi dg reseptor >> signal >> konformasi reseptor >> kanal ion terbuka >> ion masuk >>depolarisasi / hiperpolarisasi 

2. G-Protein Coupled Receptors/ Reseptor Yg tergandeng dg Protein G
Merupakan reseptor membran yangg tergandeng sistem efektor yangg disebut protein G. Disebut juga reseptor metabotropic. Reseptor 7 transmembran , karena rangkaian peptida reseptor ini melintasi membran sebanyak 7 kali. Memperantarai aksi yg lambat beberapa neurotransmitter dan hormone. Cth. Reseptor asetilkolin muskarinik, adrenergik, dopaminergik dan serotonin.
Transmisi Sinyal melewati membran sel terjadi dlm 4 tahap :.
         Ikatan ligand (obat) dg reseptor.
         Reseptor mengaktifkan G-protein.
         G-protein yg aktif akan mengaktifkan enzim tertentu atau mempengaruhi kanal ion tertentu.
         Aktivasi enzim menyebabkan perubahan konsentrasi “ second messenger”.

1.      Tyrosine Kinase-Linked Receptors/ Reseptor yg terkait aktivitas Kinase
Merupkan reseptor single transmembran. Memiliki aktivitas kinase dlm signal transduksinya. Cth. Reseptor
sitokin, reseptor growth factor, reseptor insulin,
Mekanisme :
  •    Obat atau hormon mengikat ‘extracellular domain’.
  •   Allosteric effect… autofosforilasi pada ‘intracellular domain’.
  •   ‘intracellular domain’ yg telah mengalami fosforilasi selanjutnya akan memfosforilasi protein substrat.


1.      Ligand-Activated Transcription Factors / Intracellular Receptors

Reseptor ini berada di dalam sitoplasmik atau nukleus. Aksinya langsung mengatur transkripsi gen yg menentukan sintesis protein tertentu. Cth. Reseptor steroid, reseptor estrogen, reseptor PPARγ (Peroxisome Proliferators-Activated Receptor)
Mekanisme :
ü  Cytosolic receptors.  Steroid hormon menembus membran sel dan mengikat reseptor di sitoplasma.  Kompleks ligand-reseptor ditranspor masuk ke nukleus dan berikatan dg rantai DNA untuk meregulasi transkripsi gen.
ü  Nuclear receptors.  Thyroid hormon masuk ke dalam sel dan secara pasif masuk ke nukleus untuk berikatan dengan reseptornya.

Macam-macam reseptor muskarinin dan nikotinik
1.      Reseptor Muskarinin

  M1
Reseptor ini terkait dengan Gq (jalur fosfolipase). Banyak terdapat di cortex,

hippocampus, dan ganglia simpatik. Karena terdapat di otak, memainkan peranan
penting dalam fungsi kognitif dan memori.
  •   M2

terhubung dengan Gi. Banyak terdapat di jantung, CNS, dan otot polos, sehingga memiliki efek fisiologis pada penurunan kecepatan denyut jantung dan regulasi suhu tubuh. Blokade M2 menyebabkan takikardi dan palpitasi (penguatan kontraksi otot jantung).

  M3
terhubung dengan Gq dan distribusinya luas, ada di saliva, bronkus, kelenjar eksokrin, saluran gastrointestinal, mata, lambung. Karena mengaktivasi jalur fosfolipase, efeknya pun menimbulkan kontraksi di tempat-tempat reseptor tersebut berasa

     M4
terkait Gi dan banyak terdapat di otak (neostriatum). Bertugas mengatur keseimbangan kolinergik dan dopaminergik, serta mengatur analgesia. 

  M5
Terkait dengan Gq dan mengatur pelepasan dopamin juga.

2.      Reseptor Nikotonik
Reseptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitas lemah terhadap
muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor nikotinik, namun setelah itu akan menyekat
reseptor itu sendiri. Reseptor nikotinik ini terdapat di dalam sistem saraf pusat, medula adrenalis, ganglia
otonom, dan sambungan neuromuskular.

Istilah-istilah dalam farmakologi
I.                    Takifilaksis
Takifilaksis (tachyphylaxis) adalah penurunan respon terhadap aplikasi berulang dariagonis, biasanya terjadi selama kurun waktu yang relatif singkat (detik sampai jam). 

IV.        Desensitisasi
Desensitisasi adalah terapi tambahan selain menghindari allergen dan terapi obat-obatan simptomatik, bukan suatu terapi utama atau terapi pengganti terhadap terapi menghindari allergen, meskipun demikian desensitisasi biasanya efektif pada keadaan-keadaan dimana menghindari allergen tidak dimungkinkan.

II.                  Toleransi obat 
adalah sebuah kondisi yang ditandai oleh penurunan efek obat pada pemberian berulang. Dalam beberapa kasus, toleransi obat menyebabkan kebutuhan untuk meningkatkan dosis obat agar mencapai efek yang sama. Toleransi biasanya berkembang dalam hitungan hari sampai minggu, dan dibedakan dari takifilaksis(tachyphylaxis), penurunan yang lebih cepat dalam pengaruh obat. Toleransi dapat merupakan hasil dari beberapa mekanisme, termasuk perubahan dalam metabolisme obat dan perubahan dalam jumlah atau respon dari reseptor.



III.                Resistensi obat
 adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang sebelumnya membunuh mereka. Saat obat lebih banyak digunakan, risiko resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau putus obat meningkat


complete task











1 komentar:

 

Followers

Twitter Updates